Selasa, 12 Agustus 2008

YOU ARE WHAT YOU EAT


ini tak sadur dari milisnya anak2 stela duce 1 yogyakarta, kayaknya bisa bikin kita2 nyadar kl baca ini..
you are what you eat
Ungkapan ini mungkin sudah sangat biasa di dengar oleh
kawan2 milis. Atau bagi kawan2 yang pernah makan di Bali Budha Ubud Bali, mungkin pernah membaca kalimat ini. Satu dari
kalimat-kalimat yang ditulis di dinding café dan health food store ini,
menyadarkan semua orang yang menikmati santapan di sana betapa pentingnya kesadaran
dan pengetahuan terhadap makanan yang dikonsumsi. Ya, we are what we eat. Namun apakah kita semua sudah mengetahui
bahwa makanan pokok kita, yakni nasi (di)putih(kan) whole grain rice atau brown rice untuk jenis beras putih (biasa juga disebut beras wutuh,
karena bekatulnya yang masih utuh/komplit) dan yang kita konsumsi setiap hari cukup
berbahaya? Kenapa kasus kanker, khususnya kanker usus di Indonesia
meningkat tajam mengikuti naiknya angka penderita diabetes? Ada kutipan menarik dari whfoods.com/eathealthy.php
berikut kutipannya :
Our food
ranking system qualified brown rice as an excellent source of manganese,
and a good source of the minerals selenium
and magnesium.
The complete milling and polishing that converts brown rice into white rice
destroys 67% of the vitamin B3, 80% of the vitamin B1, 90% of the vitamin B6,
half of the manganese, half of the phosphorus, 60% of the iron, and all of the
dietary fiber and essential fatty acids. By law in the United States ,
fully milled and polished white rice must be "enriched" with vitamins
B1, B3, and iron. But the form of these nutrients when added back into the
processed rice is not the same as in the original unprocessed version, and at
least 11 lost nutrients are not replaced in any form even with rice "enrichment. "

For people
worried about colon cancer risk, brown rice packs a double punch by being a
concentrated source of the fiber
needed to minimize the amount of time cancer-causing substances spend in
contact with colon cells, and being a very good source of selenium,
a trace mineral that has been shown to substantially reduce the risk of colon
cancer.

Beras Wutuh (baik beras putih yang tidak
diputihkan maupun beras merah) kaya serat, sangat efektif dan aman untuk
menjaga berat badan, mengurangi resiko diabetes dan beri-beri serta mencegah penumpukan
lemak pada pembuluh darah (terutama dalam beras merah yang kaya karotin). Lebih komplit mengenai whole grain rice, kawan-kawan bisa mencarinya
di internet.


Sadar bahwa konsumen tidak hanya berhak
mendapatkan produk yang baik namun juga berhak mendapatkan informasi yang benar,
maka kami, kelompok Subur Gemi Nastiti (SGN), yang berada di Ngawi, Jawa Timur berusaha
menyediakan produk yang aman dan sehat, juga informasi yang berkaitan dengan
produk-produk SGN. Saat ini kamipun sedang memulai kampanye anti beras (di)putih(kan) . Apabila ada kawan
yang berminat untuk mencoba beras wutuh organik atau organic whole grain rice dan
juga teh Rosela (organic hibiscus tea) produk SGN, Anda dapat membelinya di:

Restaurant Milas Jl. Prawirotaman IV Yogyakarta
Hani’s Restaurant, Bakery and
Deli Minggiran
Rumah Teman, Ngadinegaran
dan
Via-Via Café, Jl. Prawirotaman Yogyakarta
(maaf sementara
ini outlet kami masih di Yogyakarta ).

Untuk
yang ingin mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai produk SGN bisa
menghubungi saya melalui alamat email ini. Bisa juga melalui 0351 672085 atau 081 328 44 1976. Selamat
memulai hidup sehat!

seperti ditulis oleh mbak godel mantan anak stece yogya.. bulan Agustus 2008


gimana nyadar kan..

3 komentar:

Planet Music mengatakan...

ok tuh infonya

Cahyo Sumunar mengatakan...

waktu kecil, dimana pengolahan padi tidak menggunakan mesin huller, tapi pakai alat tradisional, ditutu pakai alu dengan gunakan lesung, pasti ada bekatul. waktu itu pula, bekatul dijenang, bukan makan tambahan, rasanya cukup lezat.
sekaranng bekatul sulit didapat, kalaupun ada sangat kasar dan hanya cocok buat makanan bebek atau ayam. Makasih informasinya, lain kali tak sempatkan ke Ngadinegaran.
salam....

sita mengatakan...

maturnuwun Bapak - bapak atas komentarnya, kulo njih dereng nate nyobi jenang bekatul Pak cahyo.
salam ...